Laman

Rabu, 14 Oktober 2015

Locard Exchange Principle



                                                           Dr.Edmond Locard


       Tujuan dari sebuah investigasi forensik adalah menemukan barang bukti yang dapat digunakan untuk mengarahkan kita kepada pelaku kejahatan tersebut. Berbicara tentang ilmu forensik, ada sebuah filosofi yang dipopulerkan oleh CSI yaitu …“every contact leaves a trace” , kutipan tersebut dikenal dengan sebutan “Locard Exchange Principle”.
 
Locard Exchange Principle adalah sebuah metodologi yang dikembangkan oleh Dr. Edmond Locard (1877-1966), seorang professor di bidang kedokteran di universitas Lyons, dan juga merupakan asisten dari pelopor kriminolog Alexandre Lacassagne.

       Pada tahun 1920, Locard menerbitkan L'enquête Criminelle et les Méthodes Scientifiques, yang memunculkan sebuah teori ataupun metode bagi ajaran forensic bahwa “every contact leaves a trace”, teori tersebut menjadi dasar dalam ilmu forensika dan merupakan pelopor dari teknik transfer bukti.

Locard mengatakan bahwa :

Whenever two objects come into contact, there is always a transfer of material. The methods of detection may not be sensitive enough to demonstrate this, or the decay rate may be so rapid that all evidence of transfer has vanished after a given time. Nonetheless, the transfer has taken place.”

       Konsepnya adalah setiap kali kita melakukan kontak dengan orang, tempat, atau objek lain, maka hal tersebut akan menghasilkan sebuah pertukaran material fisik,  tidak perduli bagaimanapun caranya seseorang memanipulasi dan membersihkan lokasi kejahatan, sesuatu pasti akan tertinggal. Walaupun metode-metode deteksi tidak cukup sensitive untuk menunjukkan adanya transfer, ataupun adanya kemungkinan hilangnya tanda-tanda pertukaran material tersebut dalam kurun waktu tertentu, namun demikian transfer tetap saja telah terjadi. Dalam dunia forensika, pertukaran material fisik ini lah yang disebut dengan jejak dari barang bukti ( trace evidence).


Beberapa contoh umum dari jejak bukti termasuk:
• Rambut
• Sidik jari
• Jejak tanah pada sepatu
• Setetes darah pada objek tertentu
• Bekas penggunaan tisu, kain, ataupun handuk
• Pecahan kaca
• serat dari pakaian
• DNA, dll

Menurut Locard, ada beberapa hal yang menetukan sejauh mana transfer dapat terjadi, yaitu
·        Intensitas
Semakin sering terjadinya contact antara 2 objek, maka semakin besar kemungkinan adanya transfer material
·        Durasi
Semakin lama waktu terjadi kontak antara 2 objek , maka semakin besar kemungkinan adanya transfer
·        Sifat objek
Sifat, bentuk dan jenis dari sebuah objek akan mempengaruhi trace evidence yang dihasilkan, sebagai contoh : objek yang bersifat benda keras ataupun cairan,akan menghasilkan trace yang berbeda.

       Teknik Locard terbukti berguna untuk Secret Service Perancis selama Perang Dunia I (1914- 1918), ketika ia mampu menentukan di mana tentara dan tahanan telah meninggal dengan memeriksa noda di seragam mereka. Teknik tersebut juga telah berhasil mengidentifikasi penyerang dari seorang wanita, dengan tekniknya Locard menemukan bukti adanya transfer material dari bawah kuku perempuan tersebut. Dalam dunia peradilan bukti dari sebuah transfer material fisik ini disebut dengan visum et repertum.

Locard Exchange Principle telah mengubah teori dan metode dari ilmu forensic, ia mengembangkan sebuah teori yang membuka sudut pandang baru bagi dunia forensika, pada masa itu. Dan hingga saat ini teori tersebut masih dipakai. Banyak jurnal publikasi forensic yang mengutip teori Locard tersebut. Dan tak heran , beberapa pendapat ahli yang menganggap Edmond Locard sebagai Bapak Forensika.


Referensi
Ariss, B. J. (2010). Locard’s Exchange Principle:, (August), 40–42.
Bertino, A. “Bub.” (2012). Crime-Scene Investigation and Evidence Collection. Retrieved from http://www.bertinoforensics.com/textbook_info.html
CSI. (n.d.). A Field Guide For CSI : LIN-WOOD.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar