Pada
kesempatan kali ini , kita akan membahas sebuah model dalam investigasi digital
forensik , model ini dibuat oleh Ankit
Agarwal , dkk yang dipublikasikan pada tahun 2011 melalui jurnalnya yang berjudul :
" Systematic Digital Forensic
Investigation Model "
Dalam
proses investigasi digital forensik dibutuhkan sebuah kerangka/model/frame work
agar proses investigasi menjadi lebih cepat, efisien, efektif dan terstruktur.
Hal inilah yang ditawarkan oleh Ankit Agarwal, Systematic Digital Forensic
Investigation Model ( SDFIM) merupakan pengembangan dari model DFRWS
Investigation Model dan beberapa model investigasi sebelumnya. Adapun
model-model yang menjadi landasan dari Model SDFIM adalah :
No
|
Nama
Model Investigasi
|
Pembuat
Model
|
TahapanInvestigasi
|
1
|
The Forensic Process
Model
|
US Department of
Justice (2001)
|
- Collection
- Examination
- Analysis
|
2
|
The Abstract Digital
Forensic Model
|
Mark Reith, Clint
Carr and Gregg Gunsch (2002)
|
- Identification
- Preparation
- Approach
Strategy
- Preservation
- Collection
- Examination
- Analysis
- Presentation
- Returning
Evidence
|
3
|
Digital Forensic
Research Workshop
|
Palmer, Gary (2001)
|
- Identification
- Preservation
- Collection
- Examination
- Analysis
- Presentation
- Decision
|
4
|
The Integrated
Digital Investigation Model (IDIP)
|
Brian Carrier and
Eugene Spafford (2003)
|
- Readiness
Phases
- Deployment
Phases
- Physical Crime
Scene Investigation Phases
- Digital Crime
Scene Investigation Phases
- Review Phase
|
Berdasarkan
dari 4 model Investigasi diatas, penulis ( Ankit cs ) melihat beberapa
kekurangan dari model pendahulu yang telah ada, sehingga penulis mengembangkan
sebuah model dengan cara menggabungkan ke-empat model pendahulu menjadi sebuah
model investigasi yang baru yang disebut model SDFIM . Adapun skema dari model
yang ditawarkan penulis adalah sebagai berikut :
Dari skema model diatas , terdapat 11 tahapan dalam melakukan investigasi digital
forensik, dengan penjelasan sebagai
berikut :
- Preparation
Tahapan
ini adalah tahapan awal dari sebuah penyelidikan. Tahapan ini meliputi
persiapan forensik kit , surat perintah resmi , dan dokumen-dokumen penting
yang digunakan dalam penyelidikan.
- Securing
The Scene
Tahapan
ini adalah tahapan dimana investigator melakukan pengamanan dan perimeter dari
akses yang tidak diijinkan terhadap lokasi kejadian, sehingga barang bukti
tidak terkontaminasi. Association of Chief Police Officers ( ACPO) berkerjasama
dengan National Hi-Tech Crime Unit ( NHCTU) membuat sebuah SOP bagi pengamanan
TKP kejadian.
- Survey
& Recognition
Tahapan
ini adalah tahapan dimana seorang investigator melakukan evaluasi terhadap tkp,
mengidentifikasi barang bukti potensial, dan memformulasi tindakan pencarian
barang bukti. Pada tahapan ini seorang investigator harus mampu melihat setiap
kemungkinan akan adanya barang bukti baru yang mungkin sebelumnya belum tertera
didalam surat penyitaan.
- Documenting
of Scene
Pada
tahapan ini , seorang investigator melakukan dokumentasi terhadap lokasi
kejadian, dengan mengambil gambar , memetakan, merekam secara video ataupun
dengan sketsa. Setiap peralatan elektronik harus di foto dari setiap sudut.
Usaha ini dilakukan agar proses rekontruksi nantinya bisa dilakukan kapan saja.
Sangat penting mengklasifikasikan orang-orang berdasarkan subjeknya sebagai
korban, tersangka, saksi, ataupun personel sehingga nantinya tidak terjadi
kesalahan dalam rekonstruksi lokasi kejadiaan.
- Communication
Shielding
Pada
tahapan ini , dilakukan proses pem-blokiran terhadap komunikasi di setiap
perangkat elektronik yang ada pada lokasi kejadian. Setiap komunikasi harus
diputuskan dari peralatan sehingga evidence tidak terkontaminasi.
- Evidene
Collection
Adalah
tahapan pengumpulan barang bukti. Ankit membagi tahapan evidence collection
menjadi 2 kategori
·
Volatile evidence collection
Mengumpulkan
barang bukti dari data-data yang mudah rusak , seperti RAM
·
Non-Volatile evidence collection
Mengumpulkan
barang bukti yang tidak berisiko mudah rusak , seperti data pada Hard disk
- Preservation
Tahapan
ini meliputi proses pembungkusan barang bukti dengan menggunakan kantong khusus, pengangkutan
barang bukti ke laboratorium dan proses penyimpanan barang bukti pada sebuah
loker aman.
- Examination
Pada
tahapan ini, barang bukti yang telah dikumpulkan dan dibawa ke lab akan
diperiksa oleh spesialis forensik digital untuk mendapatkan informasi dan
petunjuk dari barang bukti digital yang berhasil didapatkan. Sebelum melakukan
pemeriksaan terhadap barang bukti digital, barang bukti digital yang asli harus
diduplikasi dan disamakan kode hash yang asli dengan salinan, serta pemeriksaan
harus menggunakan barang bukti duplikasi, untuk menjaga integritas barang bukti
- Analysis
Pada
tahapan ini seorang investigator melakukan analisa terhadap barang bukti yang
telah mengalami proses eksaminasi. Mengidentifikasi keterhubungan antara
data-data yang ter-fragment, menganalisa data yang disembunyikan, serta membuat
sebuah pola relasi antara data-data dan informasi yang didapat terhadap sebuah
kasus.
- Presentation
Pada
tahapan ini, setelah data di ekstrak dan dianalisa , maka data tersebut akan
dipresentasikan didepan pihak yang berwenang sehingga dapat dipergunakan dalam
pembuktian bersalah atau tidaknya seorang pelaku
- Result
& Review
Ini
merupakan tahapan terakhir dari proses investigasi yaitu me-review semua
tahapan tahapan sebelumnya Review dilakukan dengan tujuan untuk melihat ulang
keseluruhan proses yang telah dijalani agar dapat melakukan perbaikan untuk
masa yang akan datang.
Dibawah
ini merupakan tabel perbandingan antara model SDFIM dengan model-model yang
telah ada sebelumnya.
Kelebihan
dari model SDFIM adalah pada tahapan Communication Shielding , tahapan ini
sangat penting dikarenakan perlunya pencegahan terhadap akses-akses yang tidak
diinginkan melalui koneksi jaringan komunikasi dan data pada sebuah peralatan
dan objek evidence. Dengan adanya tahapan pemblokiran komunikasi maka evidence
akan semakin terjaga ke-integrasian data yang dimilikimya
.
Kesimpulan
Menurut
saya , model ini mampu menjadi kerangka proses investigasi yang baik bila
diterapkan , karena seluruh tahapan nya telah terinci dengan detail , model ini
berhasil mengembangkan beberapa model investigasi yang memiliki kekurangan. Namun
ada sebuah pertanyaan dari saya mengenai skema dari model SDFIM ini, pada
tahapan analysis arah panah mengarah menuju kepada penggabungan antara proses
dokumentasi, pemblokiran komunikasi, pengumpulan barang bukti, pemeliharaan dan
eksaminasi, bukah kah seharusnya setelah melalui proses yang saya sebutkan
sebelumnya barulah ada proses analisa, menurut saya penulis terbalik dalam
memberikan arah tanda panah. Adapun kemungkinan untuk terjadinya lingkaran
proses dari analisa untuk kembali kepada proses sebelumnya , mungkin dengan
menambahkan alur panah dua arah .
Demikian
pembahasan dari saya. Salam forensika digital :)
Referensi:
Ankit
Agarwal, Megha Gupta, and Saurabh Gupta, “Systematic Digital Forensic
Investigation Model,” International Journal of Computer Science and Security
(IJCSS) 5, no. 1 (2011): 118–34.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar